Sabtu, 18 Juni 2011

Master Chef Indonesia? Ya, Sarwan lah…


ÕMaster Chef Indonesia (vas.okezone.com)
Master Chef Indonesia (vas.okezone.com)
Saya termasuk penggemar acara kuliner di televisi. Selain bisa ‘menikmati’ hidangan yang enak-enak, saya juga bisa dapat ilmu dunia masak-memasak. Kenapa? Karena saya hobi masak..… Ya, meski menurut suami dan anak-anak saya masakan saya itu enak, dan bukan enak banget… :D . Terus terang, bagi lidah saya ini, hanya ada dua kategori tentang makanan, ENAK dan ENAK BANGET!
Dulu ada acara lomba masak Aliez Cuisine dan Iron Chef, kompetisi memasak bagi chef-chef profesional yang ditayangkan Indosiar. Dalam setiap episodenya, kedua acara ini menampilkan dua kelompok yang dipimpin oleh seorang chef profesional dan saling beradu kemampuan untuk memperebutkan gelar Super Chef. Seru juga, melihat para chef ini saling memperlihatkan kepiawaiannya dalam menyajikan sebuah masakan yang selain enak banget dan ditata semenarik mungkin. Kali ini RCTI menampilkan sebuah program kompetisi memasak yang diikuti oleh ‘juru masak’ amatir dan bukan chef profesional seperti di Aliez Cuisine atau Iron Chef.
MasterChef Indonesia (MCI), tampil perdana di RCTI pada tanggal 1 Mei 2011 dan ditayangkan setiap Sabtu dan Minggu mulai pukul 16.30 wib. Acara MasterChef sendiri sebelumnya telah sukses di empat negara, Inggris, Australia, Amerika Serikat dan India. Tiga orang Chef Master handal bertindak sebagai jurinya. Mereka adalah Vindex Valentino TengkerRinrin Marinka, dan Junior ‘Juna’ Rorimpandey. Dari ketiga juri ini Chef Master Juna sepertinya paling banyak menarik simpati. Bahkan si Mbak di rumah tergila-gila dengan gaya Chef Juna ini, meski ekspresi mukanya saat mencicipi masakan yang menurutnya kurang pas terlihat sadis.Tampan, bergaya cool, tak segan mengkritik pedas sekaligus tak segan memuji jika menu yang diujikan tersaji sempurna. Kekasih Aline Adita ini benar-benar menjadi magnet MCI!
Chef Vindex....sekilas mirip Hedy Yunus euy....
Chef Vindex….sekilas mirip Hedy Yunus euy….
Pose Chef Marinka....seksi...
Pose Chef Marinka….seksi…
Chef Juna....cool abissss...
Chef Juna….cool abissss…
Di awal episode, ada 30 kontestan yang terpilih dan berasal dari latar belakang profesi. Ada yang berprofesi sebagai interior designer, model, pelajar, guru, pengusaha, konsultan, office boy sampai direktur. Dari 30 ini disaring lagi hingga 20 besar. Nah, satu dari 20 kontestan ini, juga menjadi magnet tersendiri bagi saya selain Chef Juna. Sarwan, seorang office boy yang hobi memasak dan selalu tampil polos.
Tigapuluh Kontestan MasterChef Indonesia
Tigapuluh Kontestan MasterChef Indonesia
Saya sampai senyam-senyum, cekakak-cekikik, dan ketawa ketiwi melihat penampilan Sarwan yang ‘jujur’. Saat kontestan lain style yakin saat menggunakan oven, misalnya, Sarwan justru dengan gaya polosnya ngaku belum pernah masak pakai oven pada Chef Marinka. Ajaibnya, hasil masakannya ‘lolos’… Atau saat mendapat tantangan untuk membuat masakan dengan berbahan gula jawa. Saat itu, spontan saya teriak, “kolak atau klepon!” (nonton acara ini membuat saya heboh sendiri, seolah ikut di acara MasterChef). Ternyata, Sarwan membuat kolak. Hidangan sederhana, gampang, tapi mengena. Meski yang terpilih sebagai the best akhirnya hasil masakan Rahmi, yaitu klepon. Sarwan yang polos ini tak pernah jaim, seperti ditunjukkan pada episode 21 Mei. Sarwan sering bertanya ini itu saat memasak Meteor Udang, menu tantangan dari Chef Edwin Lau (bintang tamu). Sikap Sarwan yang selalu menyelamatkan dirinya. Sementara kontestan lain, yang terkadang ‘lupa daratan’ karena pujian, acap kali mendapat kritikan pedas entah dari juri atau sesama kontestan. Seperti saat Rahmi, yang sedikit memandang rendah pada Agus, justru harus mengakui keunggulan tim yang dipimpin Agus sementara timnya sendiri kacau balau. Atau saat Fero di cerca habis-habisan saat memasak creme brulee, padahal biasanya dia selalu unggul. Yah, dalam setiap kompetisi apapun kesombongan dan sikap merendahkan lawan justru membuat kita lengah dan kalah.
MasterChef Indonesia juga dipenuhi adegan-adegan dramatis, yang mungkin bagi sebagian orang SINETRON BANGET, tapi bagi saya justru menarik. Ekspresi kegembiraan, kesedihan, kekecewaan atau kekesalan yang tergambar dari para peserta, membuat acara ini jauh lebih menarik dari adegan dramatis sinetron. Coba, bayangkan kalau kita yang berdiri di sana, mengolah sebuah bahan dengan teknik masak yang tidak familiar, kemudian setelah disajikan justru di beri komentar, “MASAKAN KAMU MENJIJIKAN”! Wow…bisa nangis bombay saya kalau digituin! Tapi itulah tantangan dalam kompetisi, selalu ada tekanan, ada yang kalah dan ada yang menang. Walau apapun yang terjadi jagoan saya tetap SARWAN! Go…go…go… Sarwan go….! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar